DiahRosanti- “Kemarahanmu adalah sejenis kegilaan karena kamu menetapkan harga tinggi untuk hal-hal yang tidak berhaga,” beginilah yang dituliskan Seneca dalam terjemahan buku versi Bahasa Indonesia dengan judul “Tetap Keren di Segala Kondisi”.
Lucius Annaeus Seneca atau lebih sering disebut Seneca kira-kira hidup 4 SM – 65 M adalah seorang filsuf Stoik, negarawan, dan penulis drama Romawi pada Zaman Perak sastra Latin. Dia adalah tutor dan kemudian menjadi penasehat kaisar Nero. Dia dituduh terlibat dalam konspirasi Piso, yang bertujuan membunuh kaisar, dan dipaksa melakukan bunuh diri.
Seneca banyak menuliskan tulisan-tulisan sakti tentang kesabaran dan dunia kebijaksanaan. Bahasa sastra yang sarat akan kedalaman makna itu membuatnya dikenal sebagai tokoh bijaksana di zaman itu hingga kini.
Secara Fisik, Seneca memang sudah mati namun pikirannya tetap bisa kita nikmati hingga saat ini. Bagi Seneca kemarahan adalah hasrat manusia yang bisa merusak. Terjemahan yang memuat beberapa hal yang esensial dari “On Anger” menawarkan panduan yang tak lekang oleh waktu.
Seneca menggambarkan dengan jelas bahwa kemarahan dan emosi begitu berbahaya dan atas dasar itulah mengendalikannya akan memberikan manfaat besar bagi sang seni pengguna kesabaran sejati itu. Seneca menggambarkan intensitas kesenian pengolahan pikiran dan batin yang menggunung itu seolah-oleh seperti pengkotbah yang berapi dan meramu itu hingga akhirnya menemukan titip jawaban semua pengolahan adalah pengampunan dan kasih. (Jan’s).