DiahRosanti- Filsafat bahasa menjadi ilmu yang penting dalam memahami hakekat bahasa dan hubungannya dengan filsafat. Para filsuf bahasa berupaya mencari sistem pendukung yang efektif dan akurat dalam memahami konsep-konsep yang diutarakan oleh bahasa. Namun, tugas ini menjadi sangat sulit karena bahasa memiliki sejumlah kelemahan dalam hubungannya dengan ungkapan-ungkapan dalam aktivitas filsafat.
Bahasa pada dasarnya merupakan suatu sistem simbol yang memiliki makna, merupakan alat komunikasi manusia, serta sarana pengejawantahan pikiran manusia dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bahasa juga memiliki sifat vagueness (kesamaran), inexplicitness (tidak eksplisit), ambiguity (ketaksaan), contex-dependence (tergantung pada konteks) dan misleadingness (menyesatkan) ini menjadi tantangan bagi para filsuf dalam menghindari kesalahan dalam pemaknaan dan penggunaan konsep bahasa.
Dalam aktivitas filsafat, ketidaksamaan dalam menentukan arti kata atau arti kalimat dapat mengakibatkan kesesatan dalam penalaran. Oleh karena itu, lambang-lambang dalam logika diciptakan untuk menghindari ketidakpastian arti dalam bahasa.
Meskipun bahasa memiliki sejumlah kelemahan dalam hubungannya dengan aktivitas filsafat, bahasa juga memiliki kelebihan sebagai alat multifungsi. Bahasa tidak hanya berfungsi simbolik, tetapi juga memiliki fungsi emosi dan afektif.
Dalam memahami hakekat bahasa dan tantangan dalam aktivitas filsafat, para filsuf bahasa terus berupaya mencari sistem pendukung yang efektif dan akurat. Melalui pemahaman yang lebih baik terhadap bahasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap hakikat kebenaran dalam hidup kita. (Jan’s)