DiahRosanti, Perkembangan filsafat hermeneutika dan peran bahasa dalam pemikiran manusia telah menjadi pusat perhatian dalam sejarah pemikiran manusia. Akar filsafat hermeneutika dapat ditelusuri kembali ke zaman Yunani kuno, di mana dewa Hermes dianggap sebagai perantara antara dewa Zeus dan Maya. Keyakinan ini memberikan dasar untuk pengembangan pemahaman hermeneutika. Di sisi lain, di dalam keyakinan Mesir kuno, dewa Zeus dan Maya juga dikatakan melahirkan dewa Teth, yang melambangkan simbol dan tanda dalam pandangan umat Muslim.
Seiring berjalannya waktu, filsafat hermeneutika dan semiotika mengalami perkembangan yang pesat dalam hierarki formalisasi dan strukturalisasi. Saat ini, wacana epistemologi filsafat modern menunjukkan ciri khas yang eksklusif, dengan penekanan yang lebih besar pada kajian hermeneutika dan semiotika bahasa. Bahasa dalam filsafat bukanlah hal yang tabu, dan minat para filosof dalam mempelajari filsafat telah ada sejak masa keemasan filsafat Yunani.
Pentingnya bahasa dalam pemikiran filsafat semakin menonjol pada abad ke-20. Bahasa dianggap memiliki peran yang sebanding dengan “being” (ada) dalam filsafat klasik. Kedua hal ini bersifat universal, tetapi dalam perspektif yang berbeda. “Being” adalah universal secara objektif, mencakup segala sesuatu yang ada. Sementara itu, bahasa adalah universal secara subjektif, mencakup segala sesuatu yang diucapkan dan diungkapkan. Makna atau arti muncul dalam hubungan dengan bahasa.
Bahasa telah menjadi tema dominan dalam filsafat Eropa kontinental, filsafat Inggris, dan filsafat Amerika. Kita dapat melihat pergeseran paradigma ke arah bahasa di mana-mana; refleksi filosofis banyak yang berfokus pada bahasa. Banyak aliran filsafat yang mengambil bahasa sebagai fokus pembicaraan yang hampir eksklusif, seperti hermeneutika, strukturalisme, semiotika, dan filsafat analitis.
Perkembangan filsafat hermeneutika dan peran bahasa dalam pemikiran manusia telah memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman kita tentang dunia dan keberadaan. Kajian tentang hermeneutika dan bahasa terus berkembang, membuka jalan bagi pemikiran dan interpretasi yang lebih dalam dalam filsafat. (Jan’s).