Pontianak, 22 Agustus 2023 – Lateral thinking, sebuah konsep pemikiran yang membuka ruang bagi kreativitas dan solusi yang tak konvensional, semakin menjadi sorotan dalam dunia kerja modern. Menyadari pentingnya kemampuan ini, perusahaan dan individu semakin berupaya mengembangkan lateral thinking sebagai keterampilan yang tak hanya berharga, tetapi juga krusial.
Apa sebenarnya lateral thinking? Konsep ini adalah kemampuan untuk memecahkan masalah kompleks dengan solusi yang kreatif dan tak terduga. Istilah “lateral thinking” pertama kali diperkenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1967. Ketika seseorang dihadapkan pada masalah, mereka cenderung mengandalkan logika untuk mencari solusi. Namun, lateral thinking mengajarkan pendekatan yang berbeda.
Dalam perkataan Edward de Bono, “Kamu tak akan bisa menemukan lubang baru hanya dengan menggali lubang yang sama dengan lebih dalam.” Maksudnya, mencari solusi yang benar-benar inovatif memerlukan pandangan dari berbagai sumber, bukan hanya satu. Bagaimana cara mengembangkan keterampilan lateral thinking ini?
- Mind Mapping: Menciptakan Pola Pikir Non-Lineer Menggunakan metode mind mapping dapat membantu memecahkan masalah yang tak teratasi oleh logika biasa. Mind mapping memungkinkan untuk mengatur ide-ide dengan visual dan membantu menemukan solusi yang tak terduga.
- Melepaskan Batasan: Berpikir Tanpa Batas Lateral thinking merangsang pemikiran tanpa batasan. Dari keyakinan ini muncul gagasan bahwa selalu ada cara yang lebih baik, bahkan ketika masalah belum muncul. Ini mendorong eksplorasi ide baru dan perubahan paradigma untuk mencapai solusi yang lebih kreatif.
- Objek Transisi: Inspirasi dari Sudut Pandang Baru Penggunaan objek transisi, baik manusia maupun benda, bisa memicu pemikiran baru. Melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, seperti bertanya bagaimana tokoh kartun tertentu akan merespons situasi tersebut, dapat membantu menciptakan solusi yang inovatif.
Manfaat dari lateral thinking tidak hanya sebatas dalam mengatasi masalah, tetapi juga dalam perkembangan karier dan kehidupan sehari-hari.
- Kreativitas dalam Berpikir: Lateral thinking mendorong pemikiran kreatif dan kemampuan untuk melihat masalah dari perspektif yang unik. Ini memungkinkan identifikasi ide-ide baru dan peningkatan keterampilan dalam pemecahan masalah.
- Budaya Pembelajaran Berkelanjutan: Lateral thinking merangsang budaya belajar yang berkelanjutan. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin besar peluang untuk menemukan solusi inovatif dan meraih kesuksesan.
- Keunggulan dalam Pemasaran dan Periklanan: Teknik lateral thinking sangat bermanfaat dalam pemasaran dan periklanan. Memikirkan iklan atau promosi dari sudut pandang yang tak biasa dapat menciptakan pesan yang lebih berkesan dan kreatif.
Dalam era dinamis ini, lateral thinking bukan hanya sekadar kemampuan, tetapi juga aset berharga. Menerapkan konsep ini dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk karier, membantu melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda dan menghasilkan solusi yang luar biasa. (Jans Angkamor).