DIAHROSANTI.NET, JAKARTA — Tata kelola niaga kratom di Indonesia saat ini masih menghadapi sejumlah kendala dalam pencapaian potensinya yang luar biasa.
Komoditas kratom, yang memiliki nama ilmiah Mitragyna Speciosa, memegang peran penting dalam ekonomi dan mata pencaharian masyarakat, terutama di Kalimantan Barat.
Pemerintah melalui Kantor Staf Presiden telah mendorong Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengadakan penelitian komprehensif tentang tanaman kratom, yang mencakup berbagai aspek, seperti komposisi kimianya, dampak ekologis, serta dampak sosial dan ekonominya.
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang mendukung tata kelola niaga kratom.
Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko, mengungkapkan bahwa BRIN saat ini sedang fokus untuk menyelesaikan penelitian terkait tanaman kratom.
Penelitian ini mencakup aspek kandungan kimia, dampak ekologis, dan implikasi sosial ekonomi dari produksi kratom.
Temuan dari penelitian ini akan memberikan kejelasan kepada pemerintah mengenai posisi dan peran kratom di dalam industri, dan ini akan menjadi dasar untuk pengembangan kebijakan tata kelola niaga kratom yang lebih efektif.
Saat ini, tata kelola niaga kratom di Indonesia masih menghadapi tantangan karena belum adanya kejelasan mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan tanaman ini, termasuk komposisi kimianya, dampak ekologis, dan sosial ekonominya.
Oleh karena itu, Moeldoko menekankan pentingnya penelitian yang komprehensif dan menyeluruh, termasuk upaya untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin dihasilkan oleh produksi kratom.
Moeldoko menjelaskan bahwa setelah penelitian menyeluruh ini selesai dan hasilnya diketahui, pemerintah akan mengadakan pembahasan bersama berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Badan Narkotika Nasional (BNN), untuk merumuskan posisi dan kebijakan tata niaga kratom.
Hasilnya akan segera dilaporkan kepada Presiden sebagai langkah awal dalam memastikan keberlanjutan mata pencaharian petani kratom di Kalimantan Barat.
Moeldoko juga menekankan bahwa komoditas kratom memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, terutama dalam memenuhi permintaan 15 juta warga Amerika Serikat.
Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab negara untuk memperhatikan nasib petani kratom, terutama di Kalimantan Barat.
BRIN telah melakukan penelitian yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, untuk memahami lebih lanjut potensi dan dampak komoditas kratom.
Ketika ditanya tentang jadwal rilis penelitian tersebut, Deputi Kebijakan Pembangunan BRIN, Dr. Mego Pinandito, menyatakan bahwa hal itu akan dilakukan secepatnya, sehingga hasil penelitian dapat menjadi dasar bagi pembentukan regulasi mengenai kratom.
Editor: Hariyadi
Sumber: ksp.go.id