DIAHROSANTI.NET, NEPAL — Pada Jumat, 03 November 203, gempa bumi melanda daerah terpencil di bagian barat Nepal, menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka.
Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah seiring upaya penyelamatan yang sedang berlangsung.
Pasukan keamanan telah dikerahkan untuk membantu dalam operasi penyelamatan di Distrik Jajarkot dan Rukum Barat, yang terletak sekitar 500 km di barat Kathmandu.
Distrik ini memiliki populasi sekitar 190.000 jiwa dengan desa-desa tersebar di wilayah pegunungan yang terpencil.
“Jumlah korban luka bisa mencapai ratusan dan jumlah kematian juga bisa meningkat,” kata Harish Sharma, seorang pejabat distrik di Jajarkot, kepada Reuters pada Sabtu, 4 November 2023.
Juru bicara kepolisian setempat, Kuber Kadayat, melaporkan bahwa sebanyak 92 orang meninggal di Jajarkot, sementara 36 lainnya meninggal di distrik tetangga, Rukum Barat.
Keduanya terletak di Provinsi Karnali. Pusat gempa tercatat berada di Desa Ramidanda.
Banyak rumah hancur dan lainnya mengalami kerusakan. Ribuan penduduk menghabiskan malam di tempat terbuka yang dingin karena takut untuk kembali ke rumah mereka yang retak akibat gempa dan gempa susulan.
Menurut Survei Geologi AS (USGS), gempa ini memiliki kekuatan 5,6 dan merupakan gempa dangkal, yang berarti terjadi lebih dekat dengan permukaan bumi.
Getaran gempa terasa hingga di ibu kota Nepal, Kathmandu, dan di kota-kota di negara tetangga India, termasuk Delhi.
Dalam waktu satu jam setelah gempa utama terjadi, tercatat tiga gempa susulan.
Banyak warga menghabiskan malam di luar rumah mereka karena khawatir akan adanya gempa susulan dan kerusakan lebih lanjut pada bangunan mereka.
Video-video yang beredar di media lokal menunjukkan rumah bata bertingkat yang hancur.
Di media sosial, terlihat warga yang berusaha menggali puing-puing di kegelapan untuk menyelamatkan korban yang tertimbun dalam reruntuhan bangunan.
Perdana Menteri Nepal, Pushpa Kamal Dahal, menyatakan “kesedihan yang mendalam” atas kematian dan kerugian materi yang diakibatkan oleh gempa tersebut melalui unggahan di media sosial X (sebelumnya bernama Twitter).
Dilaporkan bahwa dia telah menuju wilayah yang terdampak oleh gempa bersama tim medis militer untuk mengawasi operasi pencarian dan penyelamatan.
Sayangnya, operasi tersebut terhambat oleh tanah longsor yang dipicu oleh gempa, sehingga akses ke kawasan terdampak menjadi sulit.
Kepala polisi distrik Jajarkot, Suresh Sunar, mengatakan bahwa sulit untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang situasi saat ini karena cuaca dingin dan kegelapan di daerah terpencil.
Gempa ini terjadi pada Jumat, 03 November 2023, pukul 23:47 waktu setempat, menurut Pusat Pemantauan dan Penelitian Nepal.
Nepal terletak di sepanjang pegunungan Himalaya, yang merupakan wilayah dengan aktivitas seismik yang tinggi.
Bulan lalu, gempa dengan kekuatan 6,3 tercatat melanda distrik barat Bajhang dan menyebabkan banyak orang terluka.
Pada tahun 2015, Nepal mengalami dua gempa besar yang menewaskan ribuan orang dan melukai ribuan lainnya.
Gempa pertama terjadi pada 25 April 2015 dengan kekuatan 7,8, mengakibatkan banyak korban jiwa dan merusak banyak bangunan di Nepal. Gempa susulan, termasuk yang berkekuatan 7,3 pada bulan Mei tahun itu, juga terjadi.
Gempa-gempa tersebut menghancurkan atau merusak lebih dari 800.000 rumah, terutama di distrik-distrik barat dan tengah Nepal, seperti yang dilaporkan oleh Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).
Gedung-gedung pemerintahan, beberapa jalan utama, dan monumen bersejarah di Lembah Kathmandu, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, hancur atau rusak, sementara banyak desa di utara Kathmandu luluh lantak.
Editor: Hariyadi
Sumber: BBC