DIAHROSANTI.NET, Media Center San Agustin, Rabu 03 Juli 2024 – Dalam cahaya senja yang memudar di Kampus I San Agustin, sebuah kolaborasi yang menenguhkan hati dan jiwa telah tercipta. Di bawah naungan Yayasan Santo Martinus de Porres, mahasiswa dari berbagai belahan kampus datang untuk menjalani pengalaman live-in yang pasti tak terlupakan.
Belum lama ini, sebuah kolaborasi inspiratif yang melibatkan mahasiswa dan pemuda dari berbagai latar belakang telah menghiasi Kampus I Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo (San Agustin) selama enam hari.
Acara Live-in yang diselenggarakan oleh Yayasan Santo Martinus de Porres (YMDP) pada mulai 23-28 Juni 2024 itu bertujuan untuk memperdalam pengalaman kolaborasi dan pengembangan diri di antara pemuda Indonesia, khususnya dari Kalimantan.
Live-in di San Agustin dengan garis besar kegiatan Kolaborasi untuk Kalimantan berlangsung kurang lebih 6 hari itu
Sebagai salah satu pendamping, Suster Charito OP sekaligus sebagai panitia penyelenggara yang dipimpin oleh Romo Andreas Kurniawan OP, Sr Teresa OP, dan Sr Roshelle OP secara garis besar bahwa tujuan utama kegiatan “Kolaborasi untuk Kalimantan” adalah membangun hubungan yang lebih erat antara generasi muda dan komunitas San Agustin serta YMDP.
“Kami percaya bahwa melalui kolaborasi yang kuat, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dan mendorong kemajuan bersama,” ujar Suster Charito OP dalam Via WA, (02/07/24).
Pengalaman Berharga bagi Peserta
Kegiatan live-in ini tidak hanya memberikan pengenalan mendalam terhadap kehidupan di San Agustin, tetapi juga menyediakan platform untuk pengembangan kepemimpinan dan pemetaan diri.
Mahasiswa seperti Gracia Dharma (22 tahun) asal Jakarta, mahasiswa bisnis dari Singapore Management University, kemudian Willy Dharma (20 tahun) asal Jakarta, sebagai mahasiswa matematika dari The Chinese University of HongKong, Shenzhen dan Pricilia Angela, (24 tahun) asal Jakarta juga alumni dari Universitas Bunda Mulia Jurusan Hospitality and Tourism turut meneguhkan anak-anak dari Yayasan Martinus de Porres yang notabene adalah mahasiswa dari Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo.
Suster Charito OP memberikan kesan dari panitia sekaligus peserta live-in dari YMDP juga sempat mewawancarai salah satu peserta yang turut ikut kegiatan tersebut.
“Selama mengikuti kegiatan Live-in di San Agustin, saya Bertnego Balarama merasa sangat terinspirasi dan termotivasi oleh semangat kebersamaan dan kolaborasi yang tercipta,” tulis Suster Charito OP dalam Via WA, (02/07/24).
Dalam pesannya tersebut menurut Bernego, kegiatan itu benar-benar membuka matanya terhadap pentingnya Berbelarasa.
Dia belajar untuk lebih memahami dan merasakan apa yang dialami oleh mahasiswa San Agustin, berkolaborasi bekerjasama dengan teman-teman dari berbagai latar belakang menunjukkan bahwa melalui kolaborasi, agar mereka bisa mencapai banyak hal yang luar biasa.
“Mengembangkan Pengalaman ini sangat memperkaya wawasan dan mengembangkan kemampuan saya, serta memberikan dampak positif bagi Mahasiwa Agustin,” kata Bernego dalam pesan yang dituliskan Suster Charito, OP, (02/07/24).
Rangkaian Kegiatan yang Memperkaya
Live-in di San Agustin tidak hanya menghadirkan sesi-sesi pelatihan kepemimpinan dan pengembangan kepribadian, tetapi juga mengenalkan peserta pada kekayaan budaya Dayak dan momen spiritual seperti doa Rosario dan perarakan patung Bunda Maria di kampus.
“Kami berharap pengalaman ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru tetapi juga membangun karakter dan sikap positif dalam setiap peserta,” ungkap Sr Charito OP (02/07/24).
Menjalin Hubungan Jangka Panjang
Kampus San Agustin jadi saksi, doa rosario dan perarakan, Bunda Maria dihadirkan dalam langkah, semangat persaudaraan mengalir dan tumbuh bersama pada tiap hembusan napas pagi sebelum mereka memulai kegiatan dari hari ke hari.
Dengan adanya live-in ini, Suster Charito OP harapkan hubungan antara YMDP, San Agustin, dan komunitas muda Kalimantan semakin erat dan berkelanjutan.
Sebelumnya hari kegiatan Romo Andreas Kurniwan OP sempat bercerita bahwa kegiatan ini akan dilangsungkan dengan harapan kolaborasi dalam kegiatan tersebut diharapkan menjadi tonggak baru dalam mendukung pendidikan dan pengembangan masyarakat di Kalimantan, serta menjadikan San Agustin pusat pendidikan yang inklusif dan berdaya saing di pulau tersebut.
Acara ditutup dengan makan malam perpisahan dan talkshow yang saling mengisi dan berbagi, menandai akhir dari rangkaian kegiatan yang penuh makna itu.
Acara yang berlangsung kurang lebih 6 hari itu sebagaimana yang diharapkan oleh Yayasan Martinus de Porrs bisa memberikan semangat kolaborasi untuk berbuat lebih baik bagi masyarakat Kalimantan tetap menggelora di hati setiap peserta.
By. Samuel – Media Center San Agustin
Sumber: Suster Charito OP (YMDP)