Media Center San Agustin – “Kau terlalu memikirkan yang lalu dan yang akan terjadi” Pepatah mengatakan: kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, tapi hari ini adalah anugerah, maka itu disebut hadiah.
Kalimat itu diucapkan oleh Master Oogway, seorang yang bijaksana dalam dalam kisah film fiksi Kung Fu Panda yang gemuk namun memiliki obsesi besar terhadap kung fu, dimana ia pada suatu hari terpilih secara tidak sengaja menjadi seorang “Dragon Warrior” yang bertugas menjaga kampung dari amukan salah satu murid dari Master Sifu yang gagal menjadi Dragon Warrior yaitu Tai Long.
Film animasi ini sebenarnya cukup enak dinikmati dan menghibur, namun ia tetap memiliki nilai-nilai dan pelajaran di dalamnya.
Sebagai mahasiswa, penting kiranya kita menyoroti keutamaan fokus pada apa yang ada di depan kita, tanpa terbebani oleh masa lalu atau terlalu cemas terhadap masa depan.
Ini adalah pengingat bahwa kehidupan sejati terjadi di saat ini, dan kita harus menghargai setiap momen yang diberikan kepada kita.
“Yang terbaik adalah apa yang anda miliki saat ini”. Ya, itulah makna umumnya. Misalnya orang terdekat kita, istri, suami, pekerjaan, bahkan dimana kita berada. Karena yang terbaik dan anugrah saat ini yaitu apa yang dimiliki saat ini, ‘bukan yang telah lalu atau yang akan datang’.
Seperti yang dikatakan ayah angkat Poo (Panda yang menjadi karakter Utama dalam film animasi ini) yaitu Mr Ping “We all have our place in this word” kita punya tempat sendiri-sendiri di dunia ini.
“Kita punya peran masing-masing di dunia ini, jadi tidak ada yang sia-sia dalam dunia ini,”kata Mr Ping pada Poo yang khawatir akan dirinya sendiri.
Ketakutan dan kecemasan merupakan representasi dari isi hati dan pikiran. Mudah saja seseorang kalang-kabut karena tekanan ataupun pengabaian. Gundah gulana menyerang bagaikan ‘kabut asap’ atau ‘air keruh’. Semakin kita ikut campur untuk membereskan ‘kabut asap’ atau ‘air keruh’ semakin pula ia menyebar.
Padahal, tidak semua hal butuh campur tangan kita untuk menyelesaikannya.
Biarkan ritme-nya sendiri yang menyelesaikan diri mereka sendiri.
“Your Mind is like this water, my friend when it’s agitated, it becomes difficult to see, but if you allow it to settle, the answer becomes clear,” Master Oogway.
Kata Master Oogway jelas bahwa “Pikiranmu seperti permukaan air ini, teman. Ketika diaduk menjadi keruh, tetapi jika dibiarkan tenang maka jawabannya akan jelas.”
Hal itu disampaikannya saat Master Sifu sedang ‘ruwet’ memikirkan pemilihan Dragon Warrior oleh Master Oogway.
Seorang mahasiswa atau mungkin kita sendiri pernah mudah percaya tentang “kebutaan’ hati saat menemui informasi yang belum tentu memiliki faktor integral dalam diri kita. Sekali lagi Master Oogway mengatakan “Itu hanya berita, Tidak ada berita buruk atau baik, hanya ada berita saja.”
Tepat sekali, yang membuatnya buruk atau baik, hanya dalam pikiran kita, semua tergantung bagaimana kita memandangnya.
“There is just news, there is no good or bad”
Tak ada rahasia untuk spesial
Sini mendekatlah baca dengan serius ya, mau tau hal hal yang rahasia dan membuat anda spesial?
“Mendekatlah, resep rahasianya adalah ‘tak ada’ – tidak ada rahasia yang spesial, tak perlu untuk menjadikannya spesial, kau hanya butuh keyakinan bahwa itu spesial. Itu yang disampaikan ayah angkat Poo saat dirinya ingin mengetahui resep sesungguhnya dari masakan enak.
To make something Special You just have to believe it’s Special. Mr Ping.
Disiplin
Jika anda dihadapkan dengan dua pertanyaan ini, pertama apakah anda mau disiplin sendiri?
Kedua, apakah anda memilih untuk di disiplinkan orang lain?
Saya yakin 100%, pasti kebanyakan diantara kita memilih pertanyaan yang pertama. Namun celakanya kesulitan dalam mendisiplinkan diri penuh dengan perjuangan.
Disiplin memerlukan pengorbanan, melawan diri, penuh tangisan bahkan tak jarang terjatuh dalam relung perasaan gundah.
Akibatnya, sedari awal memutuskan untuk memilih pertanyaan pertama pelan-pelan tergeser jadi pilihan kedua. Akhirnya seseorang akan diperintah (orang atau sistem) yang membuatnya mungkin saja bisa diikuti namun hati berwarna ‘keterpaksaan”
Dalam tulisan Prof Rhenald Kasali, dia ada menuliskan tentang Self Driver dengan meminjam cerita tentang semangat seorang Samurai.
Tak ada yang mampu mengalahkan manusia-manusia yang disiplin. “Bahkan senjata yang lebih moderen dan pasukan yang lebih banyak sekalipun tak akan bisa mengalahkan Samurai.”
Kalimat itu diucapkan Nathan, komandan pelatih yang didatangkan investor pembangunan jalan rel kereta api di Jepang dalam era restorasi Meiji.
Nathan yang diperankan oleh Tom Cruise dalam film “The Last Samurai” berupaya keras meyakinkan atasannya (Kolonel Bagley) dan pengusaha infrasturktur pembangunan rel kereta api (Omura) bahwa pasukan yang dilatihnya tak akan mudah menaklukkan pemberontak (Samurai) yang dipimpin oleh Katsumoto.
Atasannya berpikir, disiplin bisa dikalahkan oleh tentara – tentara muda yang khusus direkrut untuk menghadapi Samurai.
“Mereka hanya bersenjatakan pedang dan anak panah, sedangkan pasukan ini bersenjata api,” ujar Kolonel yang diperintahkan investor untuk berperang.
“Ya, tetapi mereka sudah melakukannya selama beratus-ratus tahun dengan disiplin tinggi,” lanjut Nathan.
Komandan tak menggubrisnya. Kendati pasukan belum siap, mereka tetap dikirim ke medan pertempuran. Akibatnya jelas, pasukan bersenjata api itu kocar-kacir, satu per satu mereka tewas di tangan Samurai.
Tak terkecuali Nathan, ia pun menjadi tahanan Samurai. Ketika menjadi tahanan, Nathan diperlakukan secara manusiawi dan menyaksikan sendiri apa yang menjadi kekuatan mereka.
“Saya tidak pernah menyaksikan disipilin yang lebih kuat dari apa yang dimiliki oleh para Samurai,” katanya. Para Samurai bangun di pagi hari secara otomatis tanpa dibangunkan. Mereka masing-masing sudah otomatis mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Berlatih setiap pagi dengan penuh ketekunan dan bekerja dengan nilai-nilai yang menjunjung tinggi kehormatan dan kejujuran.
Sekarang, bagaimana pilihan anda tentang ini? Semua punya perspektif masing-masing. Ingat, tak ada berita yang baik atau buruk, yang ada hanya….? Silahkan jawab sendiri.
By. Samuel – Media Center San Agustin.