DIAHROSANTI.NET, Media Center San Agustin| Pontianak, Jumat 02 Agustus 2024 – Beata Jane dari Aza merupakan contoh cemerlang dari kekuatan dan pengaruh seorang ibu dalam kehidupan anak-anaknya.
Meskipun hidupnya mungkin tidak tercatat dalam sejarah dengan cara yang dramatis atau mencolok, warisan yang ditinggalkannya melaluinya dan anak-anaknya berbicara banyak tentang kedalaman iman dan kebijaksanaannya.
Sebagai ibu dari Santo Dominikus dan Beata Mannes, Jane memberikan warisan suci yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan spiritualitas mereka.
Kisah hidupnya menggambarkan bahwa kehadiran seorang ibu dalam membimbing dan membentuk jiwa anak-anaknya adalah sangat jelas.
Beata Jane, yang dikenal karena ketululsan hatinya, belas kasihan terhadap orang miskin, dan kehidupan doa yang mendalam, memberi teladan hidup yang tak biasa kepada Santo Dominikus.
Sifat-sifat ini tidak hanya memengaruhi putranya tetapi juga memberikan dampak yang jauh lebih besar melalui warisan mereka.
Mimpi profetik
Profetik jika dilihat dari kamus Bahasa Indonesia – berkenaan dengan kenabian atau ramalan.
Mimpi profetik yang dialaminya tentang anjing pemburu dengan obor menyala adalah gambaran yang kuat tentang bagaimana Beata Jane melihat panggilan putranya, Santo Dominikus, untuk membakar dunia dengan kebenaran dan cinta.
Ini menunjukkan bahwa sang beata memiliki visi yang mendalam tentang misi dan pengaruh yang bisa dicapai oleh putranya.
“Menurut tradisi, Jane bermimpi sebelum putranya dikandung, di mana ia melihat seekor anjing pemburu berlarian di dunia dan membakar segalanya dengan obor yang menyala.”
Terganggu oleh mimpi ini, ia pergi berdoa di biara Benediktin San Domingo de Silos, yang terletak di sebuah lembah yang menyenangkan sekitar dua puluh mil di utara Caleruega.
Mimpi ini memang bersifat profetik. Dominikus membakar dunia dengan kebenaran suci melalui khotbah dan pengajaran yang lahir dari kehidupan doa yang penuh dedikasi, cinta akan Sabda Tuhan, dan hasrat yang membara untuk mendapatkan jiwa-jiwa bagi Kristus.
Dengan membimbingannya dalam doa dan ajaran Katolik, Beata Jane tidak hanya mempersiapkan Dominikus untuk panggilan hidupnya, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai yang membentuk spiritualitasnya.
Kesederhanaan hidup
Inti dari ‘keagungan’ hidup adalah kesederhaan. Dalam kesederhanaan mengandung ‘intensitas’, kesetiaan terhadap hal kecil, dan mampu melihat ‘kehormatan’ lewat hal-hal sederhana.
Kesederhanaan hidup Beata Jane, yang dipenuhi dengan tugas-tugas sehari-hari dan peran sebagai ibu dalam lingkungan yang mungkin tidak terbilang glamor, menunjukkan bahwa kekudusan sering ditemukan dalam tindakan kecil dan pengabdian sehari-hari.
Beata Jane dari Aza menunjukkan dengan jelas kepada kita bahwa kekuatan spiritual tidak selalu datang dari posisi yang tinggi atau momen-momen besar, tetapi sering kali tumbuh dari ketulusan cinta dan dedikasi dalam tugas-tugas sehari-hari.
Beata Jane dari Aza mengajarkan warisan hidup terlepas dari latar belakang atau peran apapun manusia.
Mereka yang memiliki kemampuan untuk memberikan dampak yang mendalam melalui kebajikan dan pengabdian tanpa mengabaikan ‘kehormatan’ sejati dari hal-hal yang kecil.
Warisannya jelas mengingatkan tentang kekuatan dari sebuah kehidupan dengan iman, intensitas, dan cinta, yang memengaruhi tidak hanya generasi berikutnya tetapi juga membentuk sejarah hidup untuk warisan cinta yang lebih luas.
Dipercaya secara luas bahwa kepekaan Dominikus yang tajam terhadap penderitaan orang lain, yang ditunjukkannya sejak kecil, diperoleh dari ibunya, yang, meskipun berasal dari keluarga bangsawan, dikenal karena belas kasihnya terhadap orang miskin dan yang membutuhkan.
Dari ibunya, Dominikus juga memperoleh kebiasaan berdoa.
Tentang Beata Jane dari Aza
Penanggalan 2 Agustus dalam buku “Proper of Dominican Saints and Blesseds” menunjukkan bahwa hari ini memperingati Beata Jane of Aza.
Ibu dari Santo Dominikus dan Beato Mannes, Beata Jane lahir dari keluarga terkemuka d’Aza dan menikah dengan Felix de Guzman.
Tiga dari anak-anak mereka mengabdikan hidup mereka untuk Gereja: Antonius, Mannes, dan Dominikus.
Sebuah sumber awal menggambarkannya sebagai “berbudi luhur, suci, bijaksana, dan penuh belas kasihan bagi orang miskin dan yang menderita; di antara semua wanita di wilayah itu, ia menonjol karena reputasinya yang baik.”
By. Sam | Media Center San Agustin.
Sumber: berdasarkan Dominican Firars Fondation.